Laporan praktikum pembuatan larutan kimia

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PEMBUATAN LARUTAN 


Di Susun Oleh : 
Melanie Manda Pulki
M. Saltes Albiansyah
Mikail Abdul Rozak
Mutiara Salsabila


Program Studi Biologi 
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2023



 BAB I
PENDAHULUAN

Prinsip Percobaan

Prinsip percobaan pada praktikum kali ini adalah mengetahui cara membuat larutan dari padatan dan larutan pekat serta menemukan konsentrasi dari larutan yang telah dibuat tersebut.

Tujuan Percobaan

  • Mahasiswa mampu membuat larutan dari zat berfasa padatan dan berfasa cairan pekat
  • Mahasiswa mampu menentukan massa dan volume zat yang digunakan pada proses pembuatan larutan serta menghitung konsentrasi larutan yang dibuat dengan berbagai jenis satuan konsentrasi yaiu, molaritas, molalitas persen, ppm, fraksi mol, dan normalitas.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat yang terdiri dari suatu zat terlarut dan pelarut. Pembuatan larutan yang akurat dan tepat sangat penting dalam praktikum kimia, dan harus dilakukan dengan benar untuk menghindari kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil eksperimen (Budiman, 2018). Untuk membuat larutan, kita harus menimbang zat terlarut dan melarutkannya dalam pelarut dengan jumlah tertentu. Jumlah pelarut yang diperlukan tergantung pada konsentrasi dan volume larutan yang diinginkan (Levine, 2015).

Pada umumnya, larutan dibuat dengan cara memasukkan zat terlarut ke dalam pelarut dan diaduk hingga zat terlarut tercampur sepenuhnya(terlarut). Namun, beberapa zat terlarut tidak mudah larut dalam pelarut tertentu sehingga perlu dipanaskan atau diaduk lebih lama (Hill, 2017). Dalam membuat larutan, penting untuk memperhatikan suatu pelarut dan kecepatan pengadukannya. Suhu yang terlalu rendah atau pengadukkan yang terlalu lambat dapat menghambat kelarutan zat terlalrut (Levine, 2015).

Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, perlu dilakukan perhitungan yang teliti. Konsentrasi larutan dapat dinyatakan dalam berbagai satuan, seperti persen berat, persen volume, atau molaritas (Atkins,2014). Dalam praktikum kimia, larutan sering digunakan sebagai bahan percobaan, bahan refrensi, atau sebagai media reaksi. Oleh karena itu, pembuatan larutan yang tepat dan akurat sangat penting untuk memastikan hasil eksperimen yang valid (Budiman, 2018). Selain menimbang zat terlarut yang digunakan zat yang tidak murni dapat mempengaruhi konsentrasi dan reaksi kimia dalam larutan (Hill, 2017).

Konsentrasi larutan dapat diatur dengan berbagai metode seperti Spektrofotometri, Titrasi, dan Konduktometri. Pemilihan metode yang tepat bergantung pada sifat zat terlarut dan pelarut yang digunakan (Levine, 2015). Untuk membuat larutan dengan konsentrasi yang sangat rendah, seperti larutan dengan konsentrasi 10-6 M, diperlukan teknik yang lebih canggih. Salah satunya adalah teknik gravimetri, dimana zat terlarut ditimbang dengan sangat teliti sebelum dilarutkan dalam pelarut (Towler, 2016). Selain konsentrasi, pH larutan juga penting untuk diperhatikan dalam praktikum kimia. Perubahan pH dapat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi, sehingga perlu dikendalikan dengan teliti (Hill, 2017). Dalam membuat larutan yang digunakan. Air keran mengandung berbagai mineral dan ion yang dapat mempengaruhi konsentrasi larutan (Arkins, 2014).

Pengukuran konsentrasi larutan yang akurat juga dapat dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Oleh karena itu, perlu digunakan pengukuran dan koreksi temperatur dan tekanan pada saat pembuatan larutan (Towler, 2016). Untuk membuat larutan dengan konsentrasi yang sangat rendah, diperlukan teknik – teknik khusus seperti  Filtrasi Ultrafine dan pemurnian zat terlarut secara kimia. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kontaminasi dan memastikan kemurnian zat terlarut yang digunakan (Hill, 2017).

Pada umumnya, larutan yang dibuat harus disimpan dalam wadah yang bersih dan kering untuk mencegah kontaminasi dan pengaruh lingkungan yang dapat merusak konsentrasi  larutan (Budiman, 2018). Beberapa zat terlarut bersifat korosif atau berbahaya bagi kesehatan manusia, sehingga perlu diperhatikan cara penanganannya. Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan masker pernafasan sangat disarankan dalam praktikum kimia (Levine,2015). Pada umumnya, larutan yang sudah dibuat dapat bertahan selama beberapa waktu tergantung pada jenis zat terlarut dan pelarut yang digunakan. Namun, perlu diperhatikan juga bahwa beberapa larutan mudah terdekomposisi dan harus digunakan segera setelah dibuat (Atkins, 2014). 

BAB III
METODE PERCOBAAN 

  • Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu labu ukur 100 ml 2 buah, labu ukur 50 ml 1 buah, pipet ukur 5 ml 1 buah, gelas ukur 50 ml 1 buah, pipet tetes 2 buah, gelas piala 100 ml 1 buah, corong 1 buah, thermometer 1 buah, botol 1 buah, botol semprot 1 buah, batang pengaduk 1 buah, spatula 1 buah.

  • Bahan 

Bahan yang digunakan pada prkatikum ini antara lain H2SO4 pekat, HCl pekat, NaOH padat, Aquades.


Pembuatan Larutan








BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

MSDS Larutan

Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan lingkungan) dan cara bekerja yang aman dengan produk kimia.

  •  MSDS AQUASES

 1) Nama bahan kimia : Aquadest (HO)

 2) Sifat kimia :

- pH netral atau 7 

 -Relatif stabil 

-Tidak berekasi dengan banyak senyawa kimia

 -Konduktivitas listrik sangat rendah 

- Dapat melarutkan senyawa polar 

3) Sifat fisika :

- Tidak berwarna atau bening

 - Tidak memiliki bau atau aroma 

-Titik didih 100°C 

- Memiliki viskositas yang rendah 

4) Bahaya : Tidak diklarifikasi sebagai bahan berbahaya menurut Uni Eropa dan menurut Peraturan (EC) No. 1272/2008

5) Penanganan : Tidak ada bahaya yang memerlukan Tindakan pertolongan pertama yang khusus

 

    • MSDS HCL

1). Nama bahan kimia : Asam Klorida

2). Sifat kimia dan fisik :

- Keadaan fisik dan penampilan = Cairan

- Bau = pedas, iritasi

- Warna = tak berwarna menyala kuning

- Titik didih = 108,5oC 

- Titik Leleh = 62,25oC 

- Kelarutan : larut dalam air dingin, panas, dieteil eter  

3). Pertolongan pertama jika terkena :

- Jika asam klorida terhirup, orang yang bersangkutan harus segera menghirup udara segar agar saluran nafas tidak keracunan

- Jika asam klorida tersentuh dengan tangan atau bagian tubuh lain, maka bagian tubuh yang menyentuh asam klorida tersebut harus segera di cuci dan dibersihkan kemudian disterilkan

- Jika asam klorida tertelan, maka orang yang bersangkutan harus segera di bawa ke dokter karena berpotensi menyebabkan gangguan sistem cerna bahkan kematian

4). Cara penyimpaan HCl :

- Pastikan menyimpan HCL di tempat yang kering dan dingin

- Jauhkan dari api

- Jauhkan dari berbagai macam zat yang sifatnya mudah untuk terbakar

- Pastikan tempat penyimpanan HCL memiliki ventilasi yang baik

- Simpan di tempat yang jauh dari material yang tidak cocok 

5). Tata cara penanganan dan penanggulangan :

- Jika HCL kontak dengan kulit, maka segera basuh kulit dengan air dalam kurun waktu sekitar 15 menit. Bersihkan pakaian, sepatu dan berbagai perangkat yang terkontaminasi dengan HCL menggunakan air bersih dan keringkan sebelum Anda gunakan kembali.

- Jika HCL kontak dengan mata, basuh mata dengan air selama 15 menit. Kemudian buka tutup pelupuk mata selama beberapa kali dan cari pertolongan medis.

- Jika HCL kontak dengan alat pernapasan, segera cari udara segar. Jika tidak dapat bernafas, berikan pernapasan buatan. Jika memang masih kesulitan untuk bernapas, berikan oksigen pada orang yang terkontaminasi HCL tersebut.

- Jika HCL tertelan, berikan beberapa gelas susu atau air. Anda akan mengalami muntah selama beberapa kali. Namun jangan sampai Anda memaksakan memasukkan apa pun ke dalam mulut orang yang tidak sadar akibat HCL karena sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan penyakit akibat kerja 


  • MSDS NaOH

 

 

1) Nama bahan kimia : Natrium Hidroksida

2) Bahaya : NaOH dapat menyebabkan iritasi dan menimbulkan luka bakar. Jika ditelan, bahaya kematian akan mengancam jiwa. Bagi Anda yang berada di lingkungan dengan NaOH pastikan Anda hindari menghirup uap atau debunya. 
3) Pertolongan pertama : 
1. Dalam kasus kontak langsung dengan NaOH, segera panggil dokter kulit. 
2. Setelah terkena kontak dengan NaOH, segeralah Anda membasuh kulit dengan air kurang lebih selama 15 menit sembari melepas pakaian dan sepatu Anda yang sudah tercemar. Pastikan semua pakaian dan sepatu benar – benar bersih dari NaOH sebelum digunakan kembali. 
3. Jika NaOH mengenai mata, cuci mata dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit, buka tutup mata selama beberapa kali sampai terasa ringan dan tidak berat. Selanjutnya periksa ke dokter mata untuk mendapatkan penanganan lanjutan karena zat NaOH sangat berbahaya. 
4. Jika zat NaOH terhirup, pastikan hirup udara segar dan segeralah berlari ke ruang terbuka. Jika tidak dapat bernafas, berikan bantuan nafas buatan. Jika kesulitan bernafas, segeralah beri oksigen. 
5. Jika zat NaOH tertelan, berikan beberapa gelas susu atau air. Muntah akan terjadi secara spontan dan jika orangnya tidak sadarkan diri, hindari memasukkan apapun kepada orang yang tidak sadar. 

4) Penanganan dan penanggulangan : Pada lingkungan kerja yang berkaitan dengan NaOH, proteksi pernapasan harus menggunakan ventilasi mekanik. Sarung tangan harus selalu digunakan ketika bekerja sebagai bagian dari proteksi tangan dan mencegah kulit terpapar zat NaOH 

Kaca mata perlu digunakan sebagai perlindungan utama agar mata tidak terpapar zat atau cairan NaOH. Pelindung wajah dan masker sangat diperlukan sebagai proteksi dan pakaian keseluruhan perlu menggunakan alat pelindung diri khusus. 

 

    •  MSDS H2SO4

 

1). Nama bahan kimia : Sulfuric Acid (H2SO4)

 2). Sifat Fisik dan Kimia : 

- Bentuk = cairan 

- Warna = tak berwarna 

- Bau = tak berbau 

- Titik Didih = 330oC 

- Titik Lebur = 10oC 

- Densitas = 1,84 

- Kelarutan dalam air : larut dalam air dengan segala perbandingan 

- Tekanan uap : 1 mmHg (146oC)

3). Reaktifitas Mengalami peruraian bila terkena panas, mengeluarkan gas SO2. Asam encer bereaksi dengan logam menghasilkan gas hydrogen yang eksplosif jika terkena api atau atau panas dan bereaksi hebat jika terkena air.

4). Tindakan terhadap tumpahan atau bocoran Jangan langsung disentuh tumpahan atau bocoran karena dapat merusak kulit, pakaian, dan dapat merusak lantai. Netralkan dengan larutan soda atau kapur sebelum disiram dengan air. Gunakan alat pelindung diri dalam menangani tumpahan.

5). Penanganan Hindari kontak lamgsung dengan asam, hirup uap atau kabut. 

Hasil Dan Pembahasan

1. Pembuatan larutan HCL 0,1 N 

  • Analisis Data 

 - konsentrasi HCL pekat (sebelum diencerkan) 37% 

 - volume labu ukur 100ml

 - volume HCL pekat yang di ambil

 

pada percoban ini praktikan membuat larutan 0,1 N hcl pekat, percobaan ini dimulai dengan menuangkan aquades dalam jumlah sedikit kedalam labu ukur yang kemudian diikuti dengan penambahan larutan HCL pekat didasari oleh jumlah tertentu yang didapat dari perhitungan berikut:

                     diketahui : 

                       V2 HCL = 100ML  

                        N2 = 0,1 N 

                        % HCL = 37%

                        N1 = 1

                    jawab: 

                        1) mencari V1

                            V1 x M1=V2 x M2

                            V1 x 1= 100x 0,1

                            v1= 1

                        2) mencari PH sebelum di encerkan 

                            [H+]= M.Valensi

                            0,1 M1 

                            0,1 M= 10^-1

                        3) mencari M2

                            V1.M1= V2.M2

                            10.1= 100.M2

                            M2.100= 10

                            M2=10/100= 0,1M

                    4) mencari PH setelah diencerkan

                            0,1M/100= 0,001

                            PH= -log[H=]= -log(10^-3)

                            PH HCL= 3

    • pembahasan

    Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa larutan HCL pekat yang ditambahkan adalah 10 ml, setelah dilakukan penambahan HCL, kemudian dilakukan pengenceran dengan menambahkan aquades, hingga tanda batas sebelum pada akhirnya dikocok hingga homogen. pada percobaan tersebut juga ditentukan larutan PH nya dengan mengunakan kertas lakmus terhadap asam, didapatkan PH yang berbeda dari seharusnya yaitu PH = 3. sedangkan pada percobaan didapatkan PH =4, hal ini disebabkan pada saat melakukan pengenceran aquades yang ditambahkan terlalu banyak sehingga didapatkan PH larutan berbeda dari perhitungan yang sebenarnya.

    Pada praktikum pembuatan dan pengenceran larutan digunakan HCL, dengan cara mengencerkannya dari HCL pekat 37%. HCL asam klorida adalah asam kuat, dalam pengambilan HCL pun harus menggunakan APD (alat pelindung diri) seperti jas laboratorium, masker, dan sarung tangan. Dalam pembuatan larutan sendiri diperlukan beberapa stoikiometri kimia dasar dan juga berupa satuan tertentu yang nantinya berfungsi untuk analisis data dalam proses pembuatan larutan.  

  2. pembuatan larutan baku senkunder Natrium hidroksida  (NaOH)  0,1N                      

    • Analisis Data

1. Pembuatan larutan baku sekunder NaOH

Massa  NaOH yang ditimbang = 0,4 gram

 m = mol/liter

0,1=  mol/0,1 

mol = 0,01 gram

- mencari berapa gram NaOH yang haus ditimbang 

mol = gram/Mr 

0,01 = gram/40

gram = 0,01x40 =0,4 gram 

    • pembahasa 
     Pada percobaan pembuatan laruran baku sekunder NaOH sebanyak 100ml, bertujuan untuk membuat larutan dari padatan. pada praktikum ini, digunakan dua bahan, yaitu NaOH pellet (padatan) sebagai zat terlarut dan aquades sebagai zat pelarutnya. 

    hal pertama yang dialjukan adalah menghitung berapa banyak NaOH yang digunakan dalam pembuatan laritan. Sehingga didapatkan hasil perhitungan sebanyak 0,4 gram. kemudian NaOH ditimbang dengan menggunakan kaca arloji sebagai wadah untuk meletakkan NaOH pellet, lalu dimasukkan kedalam gelas piala dan diberi aquades secukupnya sambil diaduk hingga NaOH pellet larut. setelah itu, pindahkan larutan NaOH yang sudah dilarutkan tadi kedalam labu ukur dan ditambah aquades hingga 100ml  lalu kocok larutan tersebut, kemudian ambil 1ml larutan yang telah tercampur tadi dan masukkan kedalam labu ukur lain, lalu dilakukan pengenceran dengan menggunakan aquades sampai tanda batas atau 100ml larutan.

    kemudian tuangkan sedikit larutan NaOH yang sudah di encerkan tadi ke atas kertas lakmus, lalu amati perubahan warna yang di dapat setelah kertas lakmus diberi larutan hasil pengenceran NaOH. dari pengamatan pada kertas lakmus tadi, kami mendapatkan hasil bahwa warna kertas lakmus berada pada nomor ph ke-8, yang berarti larutan hasil pengenceran NaOH tersebut bersifat basa. 

        3. Pembuatan Larutan H2SO

    •  Analisis Data 

Diketahui :     - 0,1 Molar h2SO4 = 100 ml 
   - Mr H2SO4 = 98 
   - m = 100 ML = 0,1 L

  • Gr H2SO4 = m = π‘šπ‘œπ‘™/
  • Mol = π‘”π‘Ÿ/ π‘€π‘Ÿ
  • Molaritas = π‘šπ‘œπ‘™/π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ = 0,01/0,1 𝐿 = 0,1 
  • H2SO4 = 96% 
  • Berat jenis H2SO4 = 1,84 π‘”π‘Ÿ/ π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ
  • pH 0,001 M H2SO4

             0,1 = π‘šπ‘œπ‘™/0,1 

             Mol = 0,1 x 0,1 = 0,01 

              gr = 0,1 x 98 = 0,98 gr 

100/96 x 0,98 = 1,02 gr 

          1,02/ 1,84 = 0,55 π‘š/𝑙𝑖𝑑𝑒 

Dengan pengenceran 100x 

 - 0,1 ml H2SO4 ditambahkan 100 ml aquadest

 - Molaritas = π‘šπ‘œπ‘™ π‘™π‘–π‘‘π‘’π‘Ÿ = 0,1 100 = 0,001 M 

         [H+ ] = m . a

                  = 10-3 . 2

                  = 2 . 10-3 

        pH = 3 – log 2

              = 3 – 0,2 = 2,7 

 

KESIMPULAN 

    Larutan bisa dalam fasa padat, dalam larutan pelarutnya bisa berbentuk padat. Kemampuan untuk membentuk larutan padat umum terjadi pada logam dan larutan ditentukan di mana atom zat terlarut bekerja pada atom pelarut dalam larutan padat lainnya. Pembentukan larutan padat terjadi ketika atom terlarut cukup kecil memasuki rongga dan antar atom pelarut. Secara umum, zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air juga berperan sebagai pelarut Amonia alkohol, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, tetapi jika penggunaan air biasanya tidak mengacu pada pelarut.

 Dalam praktikum ini, terdapat beberapa langkah dan teknik yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan larutan yang akurat dan aman. Beberapa teknik yang digunakan antara lain pengukuran berat dan volume, serta pengadukan hingga homogen agar bahan kimia terlarut secara merata 

Dengan memahami teknik pembuatan larutan yang benar dan mengikuti prosedur praktikum dengan cermat, diharapkan mahasiswa dapat memperoleh hasil yang akurat dan aman dalam pembuatan larutan.


    
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, H. (1996). Kimia Larutan. In Kimia Larutan. Bandung: PT Citra Aditya Pratama.
Sutresna, N. (2008). Kimia 2A. Bandung: Grafindo Media Pratama
Aci. MSDS H2SO4. Diakses pada 2 Oktober 2023.
Human, J. MSDS Asam Klorida. Diakses pada 2 Oktober 2023.  

KeselamatanKerja.com, MSDS HCl Serat Bahaya HCL Atau Asam Klorida, Diakses pada


Lampiran 






Komentar