TITRASI DAN KESEIMBANGAN ASAM BASA: INDIKATOR DAN PENGUKURAN pH

 

PRAKTIKUM 7

TITRASI DAN KESEIMBANGAN ASAM BASA: INDIKATOR DAN PENGUKURAN pH




Tujuan Percobaan

1.      Mahasiswa mampu mengetahui konsetrasi sutu larutan asam berdasarkan metode titrasi asan basa

Tinjauan Pustaka

Larutan  didefinisikan  sebagai  zat  homogen yang  merupakan  campuran dari  dua komponen atau lebih,  yang dapat  berupa gas, cairan atau padatan .  Secara kimia larutan terbagi  menjadi 2  jenis,  yaitu  larutan  asam  dan  basa.  Kata  asam  berasal  dari  bahasa  latin,  yaitu acidus yang berarti masam (Sastrohamidjojo, 2016).

Keseimbangan asam basa adalah suatu keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Pada  proses  kehidupan  keseimbangan  asam  pada  tingkat  molecular  umumnya berhubungan  dengan  asam  lemah  dan  basa  lemah,  begitu  pula  pada  tingkat konsentrasi ion H+ atau ion OHyang sangat rendah (Abramowitz M, 2014)

Metode Percobaan

Ø  Alat

alat yang dikgunakan dalam praktikum ini, yaitu:

1.      Buret 50 mL                                    1 buan

2.      Pipet gondok 25 mL                        1 buan

3.      Gelas piala 100 mL                         1 buan

4.      Enlemeyer 250 mL                         1 buan

5.      Corong                                            1 buan

6.      Pipet tetes                                       1 buan

 

Ø  Bahan

Bahan yang dikgunakan dalam praktikum ini, yaitu:

1.      Larutan NaOH 0,1 N

2.      Asam Oksalat dihidrat 0,1 N

3.      Laruta Asam Klorida

4.      Larutan indikator fenolftalen

5.      Aquades

Ø  Cara Kerja

 

 

 







Hasil dan pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data hasil pengamatan sebagai berikut :

a.      Standarisasi NaOh dengan Asam Oksalat 0,1 N

Volume larutan NaOH dalam skala buret

I

(ml)

II

(ml)

III

(ml)

Awal titrasi

20 ml

O ml

O ml

Akhir titrasi

15 ml

24 ml

24 ml

Selisih

15 ml

24 ml

24 ml

Rata – rata : 15 + 24 + 24 = 63 : 3 = 21

 

b.      Penentuan konsentrasi HCL


Volume larutan NaOH dalam skala buret

I

(ml)

II

(ml)

III

(ml)

Awal titrasi

0 ml

0,2 ml

0,2 ml

Akhir titrasi

17,5 ml

10,2 ml

10,2 ml

Selisih

17,5 ml

10,2 ml

10,2 ml

Rata – rata : 17,5 + 17,5 + 10,2 = 42,2 : 3 = 15,06

 

Pembahasan

 Pada percobaan standarisasi NaOH 0,1 M dengan larutan asam oksalat dilakukan dalam tiga kali ulangan dengan proses:


 

 

Ulangan pertama, mengukur volume asam oksalat 0,1 N  sebanyak 10 ml. dengan menggunakan gelas ukur 10 mL. Kemudian larutan asam oksalat yang sudah diukur dalam gelas ukur sebanyak 10 ml lalu dituangkan ke dalam Erlenmeyer dan ditetesi dengan indikator penolphetalein (pp) sebanyak 2 tetes. Setelah itu larutan asam oksalat diletakkan dibawah buret dan ditetesi dengan larutan NaOH yang ada didalam buret setetes demi setetes, erlemeyer sambil di goyang-goyang hingga larutan asam oksalat yang semula bening berubah menjadi merah muda atau ungu  Langkah selanjutnya menghitung banyaknya volume NaOH yang terpakai. Pada ulangan I didapatkan volume NaOH terpakai sebanyak 20 mL,  Kemudian dihitung Molaritas NaOH sebagai berikut:

 

·         V1. . M1 = V2 . M2

 1 . 0,1 = 20 . M2

1  = 20 . M2

M2 = 1/20 = 0,05 M

·         V1. . M1 = V2 . M2

10 . 0,1 = 24 . M2

1  = 24 . M2

M2 = 1/24 = 0,04  M

·         V1. . M1 = V2 . M2

10 . 0,1 = 20 . M2

1= 20 . M2

M2 = 1/20 =0,05  M

 

Selanjutnya menghitung volume rata- rata NaOH tepakai :

20 + 24 + 24 = 68/3 = 22,6 mL

 

Menghitung rata-rata molaritas (M)

 

V1. . M1 = V2 . M2

15,06 . M1 = 10 . 0,1

M1 = 1/15,06 = 0,04  M

 

 

Percobaan yang kedua ialah standarisasi HCI dengan larutan HCI yang juga dilakukan dengan tiga kali pengulangan, yang akan dibahas sebagai berikut:


 

 

 ukur volume larutan HCI dengan menggunakan gelas ukur 10 mL. sebanyak 10 ml. dan tuangkan ke Erlenmeyer  250 mL. Kemudian tetesi larutan HCI dengan indikator penolphetalein (pp) sebanyak 2 tetes menggunakan pipet tetes. Lalu letakkan erlenmeyer tadi dibawah buret yang berisi larutan NaOH dan tetesi sedikit demi sedikit sambil erlenmeyer digoyang-goyang Lakukan hingga larutan HCI yang mulanya benih hingga berubah menjadi merah muda. Apabila larutan HCI sudah berubah warna menjadi merah muda. maka cepat-cepat tutup kran pada buret untuk menghindari larutan NaOH menetes kembali, lalu didapatkan volume NaOH terpakai sebanyak 17,5 mL. Kemudian mengulangi pada percobaan tadi sebanyak dua kali hingga didapatkan hasil pada ulangan II volume NaOH terpakai sebanyak 10,2 ml. dan pada ulangan III didapatkan volume NaOH terpakai sebanyak 10,2 ml. Kemudian menghitung rata-rata volume NaOH terpakai yaitu:

·         V1. . M1 = V2 . M2

 1 . 0,1 = 17,5 . M2

1  = 17,5 . M2

M2 = 1/17,5= 0,1 M 

 

·         V1. . M1 = V2 . M2

 1 . 0,1 = 10,2. M2

1  = 10,2. M2

M2 = 1/10,2= 0,1 M

 

·         V1. . M1 = V2 . M2

 1 . 0,1 = 10,3 . M2

1  = 10,2. M2

M2 = 1/10,2= 0,1 M

 

Selanjutnya menghitung volume rata- rata NaOH tepakai :

17,5 + 10,2 + 10,2 = 45,2 : 3 = 15,1 mL

 

Menghitung rata-rata molaritas (M) HCl

V1. . M1 = V2 . M2

21 . M1 = 10 . 0,1

M1 = 1/21 = 0,06  M

KESIMPULAN 

Perhitungan pH dalam melakukan praktikum dapat ditentukan dengan mencari volume rata-rata dari larutan Naoh, ysng digunakan untuk menaikkan kadar atau kensentras HCl.

Titrasi harus dihentian bilaa larutan HCll yang dicampurkan dengan 3 teter indikator fenoftalein berubah wama menjadi merah muda.Volume Naoh yang digunakan akan memengaruhi konsentrasi dari Hcl tersebut. Sehingga harus berhati-hati dan teliti dalam melakukan praktikum ini. 

EVALUASI PERTANYAAN

·         Pertanyaan:

 Apa yang dimaksud kesetimbangan kimia?

Jawaban gpt:

Kesetimbangan kimia adalah kondisi di mana reaksi kimia berlangsung dalam dua arah dengan laju reaksi ke depan dan ke belakang yang sama. Pada saat kesetimbangan, konsentrasi produk dan reaktan dalam reaksi kimia tetap relatif stabil, meskipun reaksi masih berlangsung.

Kesetimbangan kimia dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan kesetimbangan kimia. Contoh persamaan kesetimbangan kimia adalah reaksi pembentukan air dari hidrogen dan oksigen:

 

2H2(g) + O2(g) 2H2O(g)

 

Pada titik kesetimbangan ini, laju pembentukan air (ke depan) setara dengan laju dekomposisi air (ke belakang). Hasilnya, konsentrasi hidrogen, oksigen, dan air dalam sistem tersebut tetap relatif konstan meskipun reaksi terus berlangsung.

Pada titik kesetimbangan, tidak hanya konsentrasi produk dan reaktan yang tetap stabil, tetapi juga parameter-parameter lain seperti tekanan, suhu, dan komposisi. Kesetimbangan kimia adalah konsep penting dalam kimia karena membantu dalam memahami perilaku reaksi kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam perancangan proses industri, pembuatan obat, dan banyak aspek lainnya dalam ilmu kimia.

 

·         Pertanyaan:

Apa reaksi NaOH dan HCl?

Jawaban gpt :

Reaksi antara NaOH (natrium hidroksida) dan HCl (asam klorida) menghasilkan garam (NaCl) dan air (H2O). Ini adalah reaksi netralisasi. Persamaan kimianya adalah sebagai berikut:

 

NaOH + HCl -> NaCl + H2O

 

·         Pertanyaan:

Apa yang dimaksud indikator phenolptalien

Jawaban gpt:

Phenolphthalein adalah sebuah indikator kimia yang sering digunakan dalam percobaan untuk menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Biasanya, phenolphthalein berwarna tidak berwarna (bening) dalam larutan asam, tetapi akan berubah merah muda (pink) dalam larutan basa.

Jadi, ketika Anda menambahkan phenolphthalein ke dalam larutan asam, ia akan tetap tidak berwarna. Namun, ketika Anda menambahkan phenolphthalein ke dalam larutan basa, ia akan berubah menjadi warna merah muda atau pink, menunjukkan sifat basa dari larutan tersebut. Itulah mengapa phenolphthalein sering digunakan sebagai indikator dalam percobaan kimia untuk mengukur keasaman atau kebasaan larutan.

 

  • Pertanyaan:

Mengapa NaOH perlu distandarisasi dengan asam oksalat?

Jawaban gpt:

Natrium hidroksida (NaOH) sering distandardisasi dengan asam oksalat (H2C2O4) karena reaksi antara keduanya adalah reaksi netralisasi yang sangat mudah diukur dan memiliki stoikiometri yang sederhana. Ini membuatnya menjadi metode yang baik untuk mengukur konsentrasi atau mengkalibrasi larutan NaOH.

Ketika NaOH dititrasi dengan larutan asam oksalat, reaksi kimianya adalah sebagai berikut:

H2C2O4 + 2NaOH -> 2H2O + 2NaC2O4

Reaksi ini memiliki stoikiometri yang jelas, yaitu 1 mol asam oksalat bereaksi dengan 2 mol natrium hidroksida. Oleh karena itu, kita dapat dengan mudah mengukur jumlah asam oksalat yang dibutuhkan untuk menetralkan NaOH dengan menggunakan indikator seperti fenolftalein atau phenolphthalein. Saat titrasi mencapai titik ekivalen, kita tahu bahwa jumlah asam oksalat yang ditambahkan adalah setara dengan jumlah NaOH dalam larutan.

Hal ini memungkinkan kita untuk menghitung konsentrasi larutan NaOH dengan akurat. Selain itu, asam oksalat tersedia dalam bentuk padatan yang stabil, sehingga lebih mudah untuk disimpan dan digunakan dalam titrasi daripada beberapa asam atau basa lain yang mungkin kurang stabil. 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dr Statiss Norma, Buku Ajar Teori kimia Analitik Teknologi (aboratonum Medis) (Deepublish, Yogyakarta: 2020), hal. 145

Nana Sutesna, Cerdas Belajar Kimia, (Gropindo Media Pratama: 2007) hal-221

Susanh, S. 2012. Analisis Kimia Farmasi kualitatif. LepHAS: Makassar

purbo, Michael. 2015. Buku Pelajaran kimia Untuk SMU kelar 2. (Erlangga : Javana)  


LAMPIRAN



     




















             

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan praktikum pembuatan larutan kimia

KINETIKA KIMIA

reaksi kimia